Hipokalsemia adalah gangguan metabolik yang sering terjadi pada sapi perah setelah melahirkan akibat rendahnya kadar kalsium dalam darah. Kondisi ini mengganggu kesehatan sapi, menurunkan produksi susu, dan merugikan peternak. Pada video ini dijelaskan faktor-faktor penyebab, gejala klinis dan bagaimana penanganan yang dilakukan oleh dokter hewan.
Hal-hal di atas juga mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain:
SDG 2 Tanpa Kelaparan
SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
SDG 4 Pendidikan Berkualitas
SDG 12 Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab
SDG 15 Ekosistem Darat
https://kanalpengetahuan.fkh.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/184/2024/12/hipokalasemia.png7201280kpmi.fkhhttp://kanalpengetahuan.fkh.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/184/2017/07/logo-web-kpmi-fkh.pngkpmi.fkh2024-12-12 11:14:052024-12-12 11:14:05Mengenal Hipokalsemia Pada Sapi dan Penanganannya
Endometritis klinis adalah salah satu masalah reproduksi yang sering terjadi pada sapi perah, terutama setelah masa melahirkan. Kondisi ini ditandai oleh peradangan pada lapisan dalam rahim (endometrium) yang sering disertai keluarnya cairan abnormal dari vulva. Endometritis klinis dapat berdampak signifikan pada produktivitas sapi perah, seperti menurunnya tingkat kesuburan, meningkatnya interval antara kelahiran, dan kerugian ekonomi bagi peternak.
Penyebab utama endometritis klinis meliputi infeksi bakteri akibat lingkungan kandang yang tidak higienis, retensi plasenta, atau luka pada saluran reproduksi saat proses melahirkan. Gejala utamanya meliputi adanya cairan purulen atau lendir bercampur nanah dari vulva, berkurangnya nafsu makan, serta penurunan produksi susu.
Penanganan endometritis klinis melibatkan beberapa langkah, seperti pemberian antibiotik intrauterin, menjaga kebersihan lingkungan sapi, dan memastikan nutrisi yang cukup untuk mendukung sistem imun. Pencegahan adalah kunci utama, dengan memastikan kebersihan selama dan setelah proses kelahiran serta menyediakan manajemen reproduksi yang baik. (SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera).
Hubungan kondisi ini dengan SDGs (Sustainable Development Goals) sangat relevan, terutama dalam konteks SDG 2 (Mengakhiri Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 15 (Ekosistem Darat). Dengan menangani endometritis klinis secara efektif, peternak dapat meningkatkan efisiensi produksi susu, mengurangi limbah sumber daya, dan mendukung ketahanan pangan global. Hal ini merupakan bentuk pendidikan berkelanjutan yang diberikan ke peternak karena akan berefek panjang untuk kehidupan mereka (SDG 4 Pendidikan Berkualitas).
https://kanalpengetahuan.fkh.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/184/2024/12/endometritis-pada-sapi.png7201280kpmi.fkhhttp://kanalpengetahuan.fkh.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/184/2017/07/logo-web-kpmi-fkh.pngkpmi.fkh2024-12-12 11:05:482024-12-12 11:05:48Mengenal Endometritis Klinis pada Sapi Perah
Video ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan terkait pendidikan berkualitas, dengan menyediakan informasi yang jelas dan mudah dipahami untuk mendukung pembelajaran di bidang sains, khususnya farmasi dan kimia.
https://kanalpengetahuan.fkh.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/184/2024/12/Proses-Ekstraksi-Simplisia.png7201280kpmi.fkhhttp://kanalpengetahuan.fkh.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/184/2017/07/logo-web-kpmi-fkh.pngkpmi.fkh2024-12-12 10:56:082024-12-12 10:56:08Proses Ekstraksi Simplisia dengan Teknik Maserasi
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website.
--
[ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju
Mengenal Hipokalsemia Pada Sapi dan Penanganannya
/in Knowledge Translation/by kpmi.fkhHipokalsemia adalah gangguan metabolik yang sering terjadi pada sapi perah setelah melahirkan akibat rendahnya kadar kalsium dalam darah. Kondisi ini mengganggu kesehatan sapi, menurunkan produksi susu, dan merugikan peternak. Pada video ini dijelaskan faktor-faktor penyebab, gejala klinis dan bagaimana penanganan yang dilakukan oleh dokter hewan.
Hal-hal di atas juga mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain:
Mengenal Endometritis Klinis pada Sapi Perah
/in Knowledge Translation/by kpmi.fkhEndometritis klinis adalah salah satu masalah reproduksi yang sering terjadi pada sapi perah, terutama setelah masa melahirkan. Kondisi ini ditandai oleh peradangan pada lapisan dalam rahim (endometrium) yang sering disertai keluarnya cairan abnormal dari vulva. Endometritis klinis dapat berdampak signifikan pada produktivitas sapi perah, seperti menurunnya tingkat kesuburan, meningkatnya interval antara kelahiran, dan kerugian ekonomi bagi peternak.
Penyebab utama endometritis klinis meliputi infeksi bakteri akibat lingkungan kandang yang tidak higienis, retensi plasenta, atau luka pada saluran reproduksi saat proses melahirkan. Gejala utamanya meliputi adanya cairan purulen atau lendir bercampur nanah dari vulva, berkurangnya nafsu makan, serta penurunan produksi susu.
Penanganan endometritis klinis melibatkan beberapa langkah, seperti pemberian antibiotik intrauterin, menjaga kebersihan lingkungan sapi, dan memastikan nutrisi yang cukup untuk mendukung sistem imun. Pencegahan adalah kunci utama, dengan memastikan kebersihan selama dan setelah proses kelahiran serta menyediakan manajemen reproduksi yang baik. (SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera).
Hubungan kondisi ini dengan SDGs (Sustainable Development Goals) sangat relevan, terutama dalam konteks SDG 2 (Mengakhiri Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 15 (Ekosistem Darat). Dengan menangani endometritis klinis secara efektif, peternak dapat meningkatkan efisiensi produksi susu, mengurangi limbah sumber daya, dan mendukung ketahanan pangan global. Hal ini merupakan bentuk pendidikan berkelanjutan yang diberikan ke peternak karena akan berefek panjang untuk kehidupan mereka (SDG 4 Pendidikan Berkualitas).
Proses Ekstraksi Simplisia dengan Teknik Maserasi
/in Knowledge Translation/by kpmi.fkhVideo ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan terkait pendidikan berkualitas, dengan menyediakan informasi yang jelas dan mudah dipahami untuk mendukung pembelajaran di bidang sains, khususnya farmasi dan kimia.