Berita FKH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN PILIHAN PERTAMA MAHASISWA BARU 2017

Pada Tahun 2017, Fakultas Kedokteran Hewan menerima mahasiswwa sejumlah 176 dengan distribusi wilayah asal sebanyak 20 propinsi yang ada di Indonesia, 2 di antaranya berasal dari daerah terdepan terluar tertinggal di indonesia. Pada tahun sebelumnya berturut-turut 2013 : 22 propinsi, 2014 : 19 propinsi, 2015 : 22 propinsi dan 2016 : 14 propinsi. . Sejumlah 9 mahasiswa di antaranya berasal dari luar negeri yaitu Malaysia. Data 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa pada tahun 2013 menerima 10 mahasiswa, tahun 2014 sebanyak 19 mahasiswa, tahun 2015 sebanyak 4 mahasiswa dan tahun 2016 sebanyak 9 mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 yang dikembangkan untuk menyelaraskan kurikulum inti maupun kompetensi yang akan dicapai untuk dapat sepadan dengan Fakultas Kedokteran Hewan lain di Indonesia, ASEAN, maupun internasional. Berita selengkapnya http://fkh.ugm.ac.id/2017/10/18/mahasiswa-baru-fakultas-kedokteran-hewan-tahun-2017-menempati-pilihan-pertama/

FKH UGM TERJUNKAN TIM PEMERIKSA HEWAN KURBAN


YOGYAKARTA, SEPTEMBER 2017—Perayaan Idul Adha selalu diiringi dengan prosesi penyembelihan hewan kurban. Namun, perlu diperhatikan juga kondisi kesehatan hewan kurban tersebut, apakah layak dikonsumsi atau tidak.

FKH UGM bersama Dinas Pertanian dan Pangan Yogyakarta mengirim beberapa mahasiswa D3, S1, dan Profesi bersama beberapa dosen sebagai tim pemeriksa hewan kurban di beberapa tempat penyembelihan hewan kurban di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta.

Setelah mendapat pelatihan pada 30 Agustus 2017, seluruh tim diterjunkan pada tanggal 1-3 September 2017 untuk melakukan pemeriksaan ante mortem dan post mortem pada berbagai hewan kurban.

Pemeriksaan ante mortem dilakukan sebelum penyembelihan, meliputi pengecekan kondisi kesehatan hewan kurban, seperti suhu, kepincangan atau kecacatan, jenis kelamin, serta kondisi lingkungan di sekitarnya yang bisa mempengaruhi tingkat stres hewan kurban.

Pemeriksaan post mortem dilakukan setelah proses penyembelihan dan dilakukan pengecekan pada organ dalam, serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai penanganan daging dan jeroan untuk dikonsumsi.

Pada pemeriksaan organ dalam, terutama hati, ditemukan cacing hati (Fasciola sp.) pada sapi, yang mana bila kerusakan hati tidak sampai 70%, organ tersebut boleh dibagikan dan layak konsumsi.

Selain penemuan cacing hati, tidak ditemukan adanya penyakit serius dan menular pada hewan kurban lainnya, mengingat penyakit antraks yang pernah menyerang wilayah Yogyakarta, sehingga daging kurban aman untuk dikonsumsi. (Nad)