Anda Penyuka Jamu Darah Ular???……Waspadalah!!!

Peneliti dari Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Widagdo Sri Nugroho mengingatkan masyarakat agar mewaspadai konsumsi jamu darah ular kobra.

“Hasil penelitian kami mencatat, dalam darah ular kobra yang sudah dijadikan jamu ditemukan bakteri Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan keracunan pangan bila melebihi kadar yang ditoleransi oleh tubuh,” ujar dia dalam diskusi di FKH UGM, Yogyakarta, Kamis (27/07/2017).

Ia menuturkan, bahwa setiap orang ingin memiliki tubuh sehat dan bugar. Sehingga berbagai cara dilakukan agar tubuh terbebas dari segala penyakit, salah satunya dengan mengonsumsi jamu. Minuman tradisional yang diracik dengan bahan-bahan alami ini, semakin populer untuk dikonsumsi saat sakit jika dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Uniknya, bahan yang digunakan pun tidak hanya tumbuh-tumbuhan, tetapi juga bagian tubuh hewan.

Seperti yang ditemui di Pasar Prambanan Sleman dan Imogiri Bantul Yogyakarta, kata dia, terdapat tempat olahan jamu yang juga menggunakan darah ular kobra jawa. Darah ular dipercaya dapat menambah energi dan keperkasaan lelaki, serta menyembuhkan penyakit tertentu.

“Namun, darah ular ini masih belum tentu aman dikonsumsi karena ditemukan bakteri yang justru dapat menimbulkan penyakit lain pada manusia,” papar Widagdo.

Zoonosis

Seperti hewan lainnya, terang dia, ular kobra jawa juga dapat menularkan penyakit ke manusia, atau sering disebut zoonosis. Karena itu, sebaiknya masyarakat menghindari konsumsi darah ular kobra sebagai jamu bagi kesehatan.

Apalagi, tambah Widagdo, pengolahan ramuan jamu belum mematikan seluruh bakteri karena cemaran bakteri masih ditemukan dalam ramuan tersebut. Cemaran tersebut dapat berasal dari gelas, darah ular kobra, maupun dari ramuan jamu yang digunakan.

Ia menambahkan, meski jumlah bakteri yang ditemukan masih kecil dan dibawah batas maksimal Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bahan pangan, yaitu  102, namun keberadaan bakteri S. aureus dalam ramuan jamu yang siap dikonsumsi memberikan risiko kesehatan bagi konsumen.

“Bakteri ini cenderung menginfeksi kulit, hingga hampir di semua tempat di dalam tubuh, terutama katup jantung (endokartitis) dan tulang (osteomielitis),” katanya lagi. (Nad)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.